Selasa, 03 Januari 2012

Di Hormati karena Ilmu

Apakah terkadang kita merasa malas untuk belajar, membaca buku, apalagi berangkat ke Sekolah???
jawabannya pasti iya....padahal jika kita rajin belajar dari berbagai sumber kita akan mendapat manfaat yang sangat banyak dari ilmu yang kita miliki,,,.
Seperti kisah salah seorang sepupu Rosulullah yang bernama Ibnu Abbas di bawah ini.
<<<<<>>>>>
Abdullah bin Abbas yang biasa di sebut atau di panggil sebagai Ibnu Abbas adalah salah satu sepupu Rosulullah S.A.W. sejak berusia 7 tahun ia selalu menemani Rosulullah pergi kemanapun, sehingga ia banyak mendapatkan ilmu dari Rosulullah. Rosulullah pun sangat sangat sayang kepada Ibnu Abbas.
Usia Ibnu Abbas baru 13 tahun ketika Rosulullah wafat. Sepeninggal Rosulullah, ia tetap tekun mencari ilmu. Ia mendatangi banyak sahabat Rosulullah untuk belajar.Bahkan ia rela tidur di depan rumah mereka, menunggui mereka yang sedang beristirahat.
suatu saat seorang sahabat terkejut mendapati Ibnu Abbas berbaring di depan rumahnya beralaskan mantel. Kemudian sahabat itu bertanya kepada ibnu Abbas, " Apa yang membuatmu datang kemari, wahai sepupu Rosulullah? kalau kau memintaku datang ke tempatmu, pasti aku datang."katanya.
"Tidak, aku yang harus datang kemari, sebab ilmu itu DIDATANGI MENDATANGI." jawab Ibnu Abbas.
Karena kesungguhan Ibnu Abbas dalam mencari ilmu, Ibnu Abbas cepat menguasai banyak ilmu, seperti ilmu Al-Quran, sastra, sejarah, fikih, dan masih banyak lagi. Alhasil, ia telah menjadi ulama di usia yang masih belia.

Ibnu Abbas juga membuka majelis ilmu yang selalu ramai di datangi oleh masyarakat yang ingin bertanya tentang berbagai hal. Semua orang merasa puas karena Ibnu Abbas selalu menjawab masalah mereka dengan jelas dan lengkap. Bahkan, ia sering dimintai pendapat oleh Khalifah Umar Bin Khathab. Para orang-orang golongan tua sempat merasa tak senang karena khalifah Umar selalu mendahulukan pendapat Ibnu Abbas yang masih muda. Namun, keluasan dan kedalaman ilmu Ibnu Abbas memang telah terbukti. pendapatnya selalu masuk akal dan dapat diterima semua orang.
Demikianlah, karena ketinggian ilmunya Ibnu Abbas mendapat tempat yang tinggi dalam masyarakat. Benarlah firman Allah dalam Al-Quran dalam Surat Al-Mujaadilah : 11
".....Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahun beberapa derajat....".
<<<<<>>>>>

Jika kita ingin dihormati oleh masyarakat, kita harus menguasai ilmu pengetahuan.
dengan terus belajar dan belajar dari manapun, misalnya dari buku, internet, sekolah, Guru, Ustadz,dll.
sebaliknya, jika malas belajar hingga menjadi orang yang bodoh, masyarakat tidak akan memberi kita tempat yang terhormat (orang tidak akan menghormati..
Apalagi berdasarkan ayat Al-Quran di atas bahwa Allah akan meninggikan derajat dan kedudukan orang yang mempunyai ilmu...

dikutip dari Permata Magazine

Kamis, 01 Desember 2011

Tetap Berprestasi Dalam Pencarian Jati Diri !!!!

Masa remaja adalah masa yang labil. Pada usia ini remaja berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan yang tidak seimbang baik secara fisik maupun mental sehingga konsep tentang diri belum terbentuk dengan sempurna. Remaja memiliki kecenderungan berperilaku selalu ingin memperoleh sesuatu yang diinginkan, termasuk sekolah yang diidam-idamkan.
Tentu saja tidak semua remaja dapat masuk ke sekolah yang diidam-idamkannya. Menurut Evi Sulistyanti, S.Psi, konselor SMA Negeri 1 Kejobong, beberapa siswa yang tidak berhasil secara psikologis akan mengalami dua kemungkinan. Pertama, remaja akan mengalami kekecewaan, stres dan storm (badai) dalam skala ringan hingga berat.
Berat ringannya tingkat kekecewaan tersebut tergantung pada kepribadian remaja. Remaja yang memiliki jenis kepribadian ekstrovert atau terbuka mampu menerima segala kemungkinan yang menimpa dirinya, biasanya mereka akan mengalami kekecewaan sementara. Namun bagi remaja yang memiliki jenis kepribadian introvert akan mengalami depresi dan menutup diri, merasa malu dan tidak berguna. Kemungkinan kedua, remaja justru akan menyadari dengan lapang dada dengan dengan kenyataan yang dihadapi. Selain itu remaja akan melakukan recovery (membentuk) kehidupannya sendiri dengan cara membangun jaringan bersama teman dan lingkungan baru.
Ada dua hal yang harus dimiliki remaja agar tidak mengalami kekecewaan yang berkepanjangan, yaitu ketabahan dan kelenturan. Artinya remaja harus memiliki kesadaran menerima kemungkinan terburuk dan dapat melanjutkan kehidupan tanpa rasa kecewa.
Lalu bagaimana sebaiknya yang dilakukan remaja? Sebaikmya remaja berlatih untuk terbuka mengungkapkan ide dan mewujudkan kreatifitas. Hal itu akan membentuk pribadi yang terbuka, mau menerima saran dari orang tua dan meminta bimbingan dari guru. Alhasil.....dalam situasi dimanapun dan kondisi apapun remaja tetap mampu berprestasi sesuai dengan potensi yang dimiliki.

PUNISHMENT UNTUK MENANAMKAN NILAI KEDISIPLINAN DI EUFORIA PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER

Kelebihan yang dimiliki remaja masa kini adalah sikap pemberani. Namun sikap pemberani ini jika tidak dikontrol akan menjadi bumerang bagi remaja itu sendiri. Kalau sikap berani tersebut diterapkan dalam perilaku yang positif tentu akan membentuk karakter seorang pemimpin, namun jika sikap berani tersebut mengarah pada perilaku negatif tentu akan merugikan. Berani berbohong, melanggar peraturan dengan sengaja, meminta sesuatu yang diinginkan bahkan yang sering menyatakan kehendaknya alias protes apabila tidak sesuai kemauannya.

Jumat, 18 Februari 2011

Euforia Gaya Hidup

Era Globalisasi menempatkan manusia dalam keadaan hidup yang serba terpenuhi. Bukan sekedar sandang pangan dan tempat tinggal saja, namun lebih pada kenyamanan hidup. Berbagai kebutuhan hidup manusia diciptakan untuk memenuhi hasrat nyaman. Namun apakah pernah para perancang barbagai pemenuhan kebutuhan hidup tersebut memikirkan “Cashback” bagi masyarakat ekonomi menengah kebawah yang notabene untuk mencukupi kebutuhan perut saja masih sulit.

Keberpihakan Ekonomi Liberal

Bukti nyata permasalahan kemiskinan, pengangguran, kriminalitas di Negeri ini masih menghiasi panggung penguasa. Tak elak berbagai strategi politik dihalalkan dalam menganut pemberitaan, bahkan penelitian ilmiah yang berpihak kapasitas. Menggerakkan bahkan memelencengkan pemberitaan sudah bukan barang tabu bagi para penguasa untuk membangun citra dan menegakkan strategi bisnis yang merugikan masyarakat kecil. Korupsi yang dirintis oleh pendahulu hanya sebagai gaung keberpihakan para si miskin. Realitasnya masih banyak terjadi perselingkuhan dengan para kapitalis sejati yang sering kita istilahkan serigala berbulu domba.

Hukum pun masih Berpihak pada si cerdik

Pakar hukum pun sekedar bisa mengernyitkan jidatnya yang kinclong. Mereka sudah lelah dan merasa bahwa teori di gudang sudah habis di keluarkan. Namun yang terjadi penegakkan hukum di negeri yang konon katanya berpayung hukum itu masih saja ngiris. Agenda-agenda besar penyelesaian masalah korupsitidak pernah bisa tuntas, para penegak hukum lebih tertarik mengurusi masalah pornografi, pelecehan seksual, pelanggaran susila yang sebenarnya itu hanya isu kecil yang di besar-besarkan. Ternyata strategi murahan itu mampu mengelabuhi masyarakat yang gemar mengaku suci dan tidak pernah berbuat tabu karena mereka punya agama. Sehingga akhirnya masyarakat tidak sadar perhatian mereka telah di kaburkan dengan masalah-masalah yang sebenarnya sudah biasa di negeri ini.

Potret Buram Wajah pendidikan

Mengikuti Pendidikan formal adalah merupakan kewajiban bagi setiap generasi untuk mencapai derajat insan. Pendidikan formal diharapkan mampu mencetak kader-kader penerus bangsa yang memiliki berbagai kecakapan , baik dari sisi ilmu pengetahuan, teknologi maupun religi dan social.

Namun sayangnya, pendidikan yang dipercaya masyarakat khususnya orangtua yang anehnya di bangku sekolah masih jauh dari kemajuan. Siapa yang salah atau yang bertanggung jawab dalam permasalahan potret buram wajah pendidikan di Negeri ini????

Tiket Masa Depan

Seolah gerbong kereta yang terus melaju menuju harapan masa depan itulah gambaran pendidikan formal di negeri ini. Tiket menjadi penentu untuk bisa terbawa gerbong pendidikan. Orangtua yang sadar pentingnya pendidikan untuk masa depan anak-anak mereka berlomba untuk dapat membeli tiket tersebut. Namun bagi mereka yang masih kurang memiliki kesadaran pentingnya pendidikan membiarkan anak-anak mereka duduk di stasiun masadepan tanpa mendorong mereka untuk segera mengambil tiket yang ada sekalipun gratisan.